Seberkas sinar mencoba menyusup lewat sela-sela atap yang terbuka.
Langit cerah yang tersenyum.
Tiupan angin yang mencoba untuk menyejukan.
Seakan mereka semua mencoba menghibur hatiku yang mulai tak tenang.
Mulai meragu akan semua yang aku jalani.
Petikan demi petikan gitarku.
Mengalun lembut diiringi suara ranting yang memecah keheningan.
Masih saja semua terasa sunyi.
Larut dalam pikiran yang melayang entah kemana.
Andai kau disini....
Menemaniku dalam alunan gitar yang semakin membawaku masuk ke dalam kerinduan.
ahh.. Tapi semua tak mungkin..
Kau begitu jauh dari pandanganku..
Bahkan setiap ku dengar suaramu, tetap ku rasakan jarak diantara kita.
Sekarang semua tak sedekat dulu..
Tak lagi ku rasakan genggaman tanganmu menggandengku.
Tak lagi ku rasakan hangatnya pelukmu.
Tak lagi ku rasakan kecupan bibirmu yang membuatku mengerti begitu dalam rasa ini.
Walau semua itu kau lakukan tanpa satu patah kata pun, tapi aku merindukannya.
Tak pelu kata-kata manis untuk ku dengar.
Tak perlu canda tawa yang terlihat setiap saat.
Dalam keheningan pun ada hal yang aku rindukan.
Aku memang tak disisimu.
Dan kau pun membuat jarak ini semakin terasa jauh.
Perlahan kau mulai sibuk dengan duniamu.
Seakan aku tak lagi berarti karena aku jauh.
Aku memang mencintaimu tanpa alasan.
Dan karena itu juga aku punya alasan untuk meninggalkanmu.
Bertahan dan bertahan yang selalu aku lakukan.
Tapi kamu tak pernah tau kalau saat ini aku sedang bertahan di dalam jarak, dalam kebohonganmu, dalam cinta yang semakin memudar.
Distance never know us.
We must know about distance.
I always believe every lies what you say.
But not in my mind.
-evy-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar