Musim pertama...
Aku mengenal apa itu cinta seiring bunga yang mulai bermekaran..
Kupu-kupu berterbangan hinggap diatasnya..
Begitu indah dan membuat setiap insan mengumbar senyum ketika melihatnya..
Harus ku akui bahwa kehadiranmu membawa senyum baru bagiku..
Senyum yang tulus..
Senyum yang tlah terhapus dari luka..
Senyum yang mengandung satu makna, kebahagiaan..
Aku hanyut dalam mimpi tentangmu..
Aku tenggelam dalam pekatnya malam yang bertabur bintang..
Gelap memang..
Tapi cahayamu tak pernah redup menemani..
Membuatku terjaga dalam setiap lelapku..
Musim kedua...
Gerimis mulai turun sesekali untuk melunturkan anganku yang terlalu tinggi..
Petir sesekali menyambar dan sedikit mematahkan semangatku untuk meyakinkan bahwa kamu yang terbaik..
Aku masih berdiri..
Aku masih bertahan..
Karena senyummu masih menguatkan kedua kakiku yang mulai goyah..
Genggaman tanganmu pun masih kuat menggenggamku seakan kau katakan "jangan pergi" walau itu bukan mulutmu yang berbicara..
Tapi hatimu yang mengisyaratkan..
Musim ketiga..
Matahari mulai menyinari dengan kuatnya..
Mengeringkan daun-daun yang basah..
Membuatnya menjadi ringan dan mudah terbawa angin tanpa arah..
Kau terkadang berlari mengejarnya ketika kau membutuhkan kehadiranku..
Tapi tak jarang kau hanya memandangnya dan membiarkanku terbang..
Ya.. Kau lelah untuk mengejarku..
Pedulimu tak lagi seperti musim pertama..
Genggamanmu tak sekuat musim kedua..
Musim keempat..
Hujan terlalu deras..
Membuatku basah tanpa ampun..
Membiarkanku menggigil dalam menghadapi badai..
Dan tak ada lagi payung yang meneduhkanku..
Tak ada lagi pelukan yang menghangatkanku..
Tak ada lagi genggaman yang mengajakku memasuki istanamu..
Kau hanya memandangku dari kejauhan..
Menganggapku hanya daun kering yang hancur diterpa hujan..
Aku tak memiliki arti tapi aku memberi kenangan..
Aku kini patah tapi aku belum hancur..
Aku terjatuh tapi aku belum tenggelam..
Aku....
Aku....
Aku....
Aku masih bertahan disini untuk meneruskan empat musim ini bersamamu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar